Gianna membeku.
Jantungnya berhenti berdetak sejenak saat dia perlahan berbalik.
Di sana, berdiri di ambang pintu, adalah Arwen — satu tangannya memegang gagang pintu sementara tatapannya yang tajam mengunci padanya.
Satu pandangan padanya dan dia bisa tahu bahwa bukan kecurigaan yang ada di matanya — itu adalah konfirmasi.
Dia telah mendengarnya.
"Gia, ada apa?"
Dia mendengar ibunya bertanya dan menyadari bahwa teleponnya masih dalam mode pengeras suara.
Sebelum dia bisa bergerak untuk menutup telepon, dia mendengar ibunya berbicara lagi.
"Apakah itu Arwen, Gia?" Efa telah mendengar suara itu, tetapi karena dia berada di sisi lain panggilan, dia masih perlu mengonfirmasinya dengan putrinya. "Kamu tidak bisa memberitahunya atau membiarkannya tahu apa yang sedang terjadi di sini, Gia. Kamu mengerti, bukan?"
Gianna menutup matanya, tidak tahu bagaimana seharusnya dia bereaksi.