Hanya Aiden yang tahu seberapa besar keraguannya membunuhnya.
Dia menarik diri darinya —dan dia rela melepaskan apa pun untuk menghentikan itu terjadi.
Jadi, ketika dia menghentikannya untuk membantunya, dia tidak memaksa. Dia mundur, siap memberikan ruang yang sepertinya dia butuhkan.
Tapi yang tidak dia sadari … adalah bahwa dia tidak sedang menarik diri darinya.
Dia sedang mundur dari situasi, bertindak karena takut.
Dan kemudian —tangannya merangkul dari belakang, membuat jantungnya berdetak kencang.
Dia membeku —bukan hanya di tempat, tetapi dalam waktu. Sentuhannya, pelukannya, menghentikan segalanya.
"Apakah aku juga mengecewakanmu?" suaranya lembut dan penuh luka.
Kata-kata itu menusuknya. Mereka membangunkannya dari kebekuan, membuatnya menyadari betapa dalam rasa takutnya.
Mengambil tangannya, dia berbalik untuk menatapnya, melihatnya. Air matanya tidak lagi hanya berkumpul di matanya —mereka sekarang mengalir di pipinya, membuatnya terlihat tersesat … kalah.