Dan Siapa yang Salah?

"Apakah ini karena mimpi yang kau alami?" serigala Althea mendesak, suaranya bergema dalam pikiran Althea. Dia tidak perlu Althea mengucapkan kata-kata itu dengan keras—dia sudah mengetahui pikiran Althea, oleh karena itu, dia mampu dengan mudah mengurai emosi yang sebenarnya Althea rasakan.

"Ini lebih serius daripada yang kau pikirkan," gumam Althea pelan, langkahnya cepat namun terukur saat dia menghindari kerumunan orang yang berkerumun di koridor. Dia menuju ke sebuah kamar, tempat perlindungannya sendiri, jauh dari tatapan yang mengintai dari orang lain. "Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Percayalah, aku sudah mencoba—mencoba untuk mengacuhkannya, untuk menguburnya. Tapi semakin keras aku menolaknya, semakin jelas rasanya bahwa aku melakukan kesalahan besar. Seluruh kelompok akhirnya merasa damai, dan aku tidak ingin menghancurkannya."