Jari-jariku berkedut, dan genggaman ku pada Bintang Kembar terlepas tiba-tiba. Bilah pedangnya jatuh ke tanah dengan bunyi berderak.
"Bai Ye!" Aku menjauh darinya. "Apakah aku melukaimu? Maaf sekali ... Apakah aku—"
Sisanya kata-kataku tergantikan oleh desahan ketika ia menarikku kembali ke dalam pelukannya, memelukku begitu erat sehingga aku hampir tidak bisa bernapas. "Kamu berhasil, Qing-er." Suaranya bergetar, dan aku tidak bisa membedakan apakah itu karena kegembiraan atau ketakutan yang terlambat. "Kamu melakukannya. Dia sudah pergi sekarang ... Kamu melakukannya."
Ia memegang bagian belakang kepalaku, menyembunyikan wajahku di bahunya. Aroma rambutnya yang segar masuk ke hidungku, membuat momen ini terasa sedikit surealis. Begitu damai ... Begitu damai sehingga itu mengusir semua adegan liar yang baru saja kulihat di mata batin ku dari kepalaku. Begitu damai sehingga aku akhirnya menyadari bahwa semuanya sudah berakhir.