Angelica bersandar ke dalam kursi yang nyaman dan mengundang, yang memeluk tubuhnya, bersarang di tempat suci sebuah gazebo kayu yang menjulang. Kelopak matanya perlahan terpejam, menyerah pada pelukan yang sejuk dan vitalitas baru yang dibawa oleh semilir angin musim semi yang lembut di pagi hari. Telah berlalu cukup lama sejak kunjungan terakhirnya ke alam pagi-pagi sepi yang damai, namun hasil dari pengasingan yang tenang tersebut selalu memberikan obat bagi jiwanya.
Pahlawan pengawal dan pelayan pribadi sang putri berdiri dengan tenang tepat di belakangnya, menunggu perintah dan permintaan, tidak berani mengganggu suasana damai taman pagi itu.
Suasana tenang tiba-tiba diganggu oleh derap langkah yang mendekat dari kejauhan. Dalam sekejap, baik ksatria maupun pelayan itu menjadi tegang dan bersamaan mereka menyatakan,
"Selamat pagi, Yang Mulia."