Shen Li melemparkan dirinya ke Huo Siyu, memeluknya dengan erat, hampir mengubur kepalanya ke dalam dada Huo Siyu.
Dia sangat mencari rasa aman dari kehadiran Huo Siyu, detak jantungnya yang kuat, dan nafasnya yang hangat perlahan menghidupkan kembali tubuhnya yang hampir beku.
Meski begitu, dia tidak bisa menahan gemetar tubuhnya, terengah-engah dengan dada yang naik turun. Selain memeluk Huo Siyu dengan erat, dia tidak tahu harus berbuat apa lagi, pikirannya benar-benar mati.
"Tenang, jangan takut," kata Huo Siyu sambil memeluknya, merasakan kesakitan yang luar biasa.
Dia belum pernah melihat Shen Li seketakutan ini; tubuhnya gemetar seolah-olah akan menggulung menjadi bola, warna kulitnya pucat menakutkan, dan dia memegang Huo Siyu dengan erat, hampir memohon kenyamanannya.
"Huo Siyu, Siyu..." Shen Li hanya terus memanggil nama Huo Siyu, memegangnya erat.