Naik lift ke lantai atas, Rong Huan merasa sangat pusing.
Baru minum beberapa teguk, tapi efeknya terasa begitu kuat. Seluruh badannya terasa panas, dan api jahat di dalam dirinya seolah akan membakarnya hidup-hidup.
"Air, aku butuh air," ujar Rong Huan, sambil menutup kepalanya, ekspresinya menunjukkan ketidaknyamanan yang ekstrem.
"Saya akan mengambilkan segera, tolong tunggu sebentar," kata Asisten A.
Rong Huan berjalan terseok-seok, seolah bisa jatuh setiap saat.
"Nona, tolong hati-hati," kata Asisten A, segera mendekat untuk menopang Rong Huan, hampir melingkarkan lengannya di sekelilingnya.
Tepat pada saat itu, asisten lain muncul dari sudut, dan Asisten A segera berkata, "Ayo bantu, Miss Rong sudah terlalu banyak minum, mari kita dukung bersama."
"Saya datang, saya datang."
Asisten B segera datang, dan keduanya menopang Rong Huan dari kedua sisi.
Kamar tidur Rong Huan hanya beberapa langkah lagi di koridor, dan keduanya membopong dan memeluknya masuk ke dalam kamar.