Angin pagi, yang datang melalui jendela, membawa aroma segar. Sinar matahari yang menawan, seperti tangan lembut seorang gadis manis, membawa kesejukan yang nyaman yang menyenangkan bagi tubuh dan pikiran.
Dalam tidurnya, Shen Li perlahan membuka matanya, bibirnya masih melengkung dengan senyum manis.
Kemudian dia melihat Huo Siyu, tepat di sampingnya, mata tertutup rapat, bernapas dengan teratur, alisnya rileks. Hanya dengan diam-diam melihatnya membuatnya merasa sangat damai.
"Saya tiba-tiba merasa begitu bahagia," Shen Li berbisik pada dirinya sendiri.
Itu adalah kebahagiaan dari lubuk hatinya. Cinta bersifat timbal balik, pengakuan bersifat timbal balik, dan tidak ada yang lebih bahagia dari itu.
"Seberapa bahagia?"
Huo Siyu tiba-tiba berbicara, tersenyum saat membuka matanya.
Shen Li terkejut, lalu dengan cepat tersenyum sambil berpura-pura memarahinya, "Kamu nakal sekali, pura-pura tidur."
"Kamu membangunkanku," kata Huo Siyu.