"Ya..." Seraphina tidak pernah bisa menantang kata-kata Count. Dagu nya bergetar tidak wajar saat dia masih tidak bisa mempertahankan kontak mata dengan Count. Udara di sekitarnya terasa berat, seolah-olah dia sedang tersedak di bawah berat tatapan nya.
Raven lalu dengan hati-hati duduk di sebelahnya. Tubuhnya masih bergetar dan sepertinya dia sama sekali tidak berniat untuk menatapnya.
Ketakutan di matanya terasa nyata, dan hati Raven sakit melihatnya dalam keadaan seperti itu.
Apa yang dia katakan hingga dia menjadi begitu ketakutan? Raven sangat berusaha untuk menahan kemarahannya yang memuncak. Kekuatan tangan nya terkepal dengan tidak sengaja di sampingnya, buku-buku jari nya memutih karena upaya untuk tetap tenang.
Dengan mempertimbangkan segalanya, dia sebenarnya senang karena dia telah memberi tahu pelayan sebelumnya tentang kepulangannya yang lebih awal.