Rahasia Count

Count tidak dapat lagi menahan amarahnya dan melemparkan benda yang berada di sebelahnya.

Benda yang dilemparkan itu menabrak lantai, seketika menyebabkan retakan, suara resonansinya bergema di ruangan seperti guntur.

Sebenarnya, ini cukup tipikal dengan perilakunya sendiri. Dia pergi bekerja ke istana tanpa pernah gagal dan dia cuma melakukan pekerjaannya. Bahkan, suasana hatinya cukup baik sampai dia melihat Adipati Everwyn di lorong.

Wajah Count Alaric langsung meringis dalam kemarahan ketika dia melihat Adipati Everwyn mendekat dari kejauhan.

"Apa yang dia lakukan di sini? Adipati Everwyn...mengapa Anda di sini?" Dia berpikir

Seketika, dia teringat waktu dia harus membayar jumlah denda yang besar, suatu kenangan yang masih sangat menyakitkan.

Namun, tanpa bukti fisik apa pun, dia tidak bisa sepenuhnya pasti akan itu. Kemudian Count memasang topeng tanpa malu, bibirnya meregang menjadi senyum lebar yang dipaksakan sementara dia tertawa keras.