Gu Zhen Ren

Di jantung gunung berapi, istana peri mekanik yang ditinggalkan oleh para leluhur merindukan pewaris.
Ibu mengorbankan hidupnya untuk mendapatkan meterai harta istana peri, mempercayakannya kepada Ning Zhuo di ranjang kematiannya.
Meterai Iblis Hati Buddha!
Untuk membawakan pencerahan kepada diri sendiri, dan kedemonan kepada orang lain.
Pembawa meterai tersebut, dengan ringan mengukir Meterai Iblis Hati, bisa mengendalikan mekanisme bagaikan bulu. Sementara yang lain menggunakannya, terkuras dalam semangat dan berat dalam pikiran; Ning Zhuo bisa memerintahkannya dengan mudah, ringan dan anggun seolah menari.
Ning Zhuo berkata, "Ibu, anakmu pasti akan memenuhi kepercayaanmu dan mengklaim istana peri itu!"
Sesungguhnya:
Pertemuan dengan rahasia yang penuh semangat, di mana keterampilan berbaur dengan logika tertinggi.
Alam semesta terbuka ke alam baru, di mana keindahan alami menyaingi surga.
Lonceng kuno menyampaikan hukum, menari di bawah cahaya murni bulan.
Dengan bentuk sejati yang mewujudkan berbagai hal, siapa di dunia ini yang bisa bersaing!

Misteri Penguasa Boneka Abadi

Ning Zhuo tiba di halaman dan bertemu dengan Zhu Xuanji.


Zhu Xuanji masih mengenakan jubah brokat merah cerah dengan sulaman hitam di tepinya, wajahnya yang kaku tanpa ekspresi saat ia mengamati Ning Zhuo dari atas hingga bawah, matanya yang tajam seolah-olah dapat menembus langsung ke hati.


Ning Zhuo sudah siap menghadapi kedatangan Zhu Xuanji yang tidak diundang.


Lebih tepatnya, ini semua bagian dari rencananya sendiri!


Selama ujian istana, Ning Zhuo sengaja mengungkap banyak hal.


Misalnya, di awal, ia bertarung melawan Sun Lingtong dengan menggunakan beberapa boneka mekanik terapung, merusak parah Kera Pertarungan Berdarah Emas - Dasheng, hingga Sun Lingtong tidak dapat lagi mengeluarkan Yuan Dasheng, mengakibatkan penurunan drastis dalam prestasinya.


Pertarungan ini menunjukkan keakraban Ning Zhuo dengan Kera Pertarungan Berdarah Emas - Dasheng. Pengamat yang cerdas menyadari bahwa Ning Zhuo mengetahui banyak informasi dari dalam.


Bab 298: Dua Puisi