Gu Zhen Ren

Di jantung gunung berapi, istana peri mekanik yang ditinggalkan oleh para leluhur merindukan pewaris.
Ibu mengorbankan hidupnya untuk mendapatkan meterai harta istana peri, mempercayakannya kepada Ning Zhuo di ranjang kematiannya.
Meterai Iblis Hati Buddha!
Untuk membawakan pencerahan kepada diri sendiri, dan kedemonan kepada orang lain.
Pembawa meterai tersebut, dengan ringan mengukir Meterai Iblis Hati, bisa mengendalikan mekanisme bagaikan bulu. Sementara yang lain menggunakannya, terkuras dalam semangat dan berat dalam pikiran; Ning Zhuo bisa memerintahkannya dengan mudah, ringan dan anggun seolah menari.
Ning Zhuo berkata, "Ibu, anakmu pasti akan memenuhi kepercayaanmu dan mengklaim istana peri itu!"
Sesungguhnya:
Pertemuan dengan rahasia yang penuh semangat, di mana keterampilan berbaur dengan logika tertinggi.
Alam semesta terbuka ke alam baru, di mana keindahan alami menyaingi surga.
Lonceng kuno menyampaikan hukum, menari di bawah cahaya murni bulan.
Dengan bentuk sejati yang mewujudkan berbagai hal, siapa di dunia ini yang bisa bersaing!

Misteri Penguasa Boneka Abadi

Sun Lingtong dan Yang Chanyu terhuyung-huyung, keduanya mendengus bersamaan.


Upaya mereka untuk menggunakan Seni Teleportasi gagal, mengakibatkan hantaman balik.


Biang keroknya tidak lain adalah sosok yang berdiri di depan mereka—Zhu Xuanji!


Berbalut jubah merah bercorak hitam, wajah kotaknya tanpa ekspresi, mata Zhu Xuanji berkelip dengan serat-serat cahaya emas, "Kali ini, saya telah mempersiapkan sejak awal. Jangan harap bisa lepas dari genggaman saya seperti sebelumnya."


"Saya tidak percaya!" Sun Lingtong dengan panik mencoba berulang-ulang, terus-menerus memuntahkan darah, gagal setiap kali.


Setiap teknik yang berkaitan dengan kehampaan terasa seperti memukul dinding gunung, tidak mungkin berhasil.


"Berhenti mencoba; ini pasti Keahlian Resmi—Pengasingan!" kata Yang Chanyu dengan tegas.


Zhu Xuanji mengangguk pelan, "Karena kamu mengenalinya, kamu harus tahu, kali ini, hanya ada pertarungan di antara kita berdua!"


Bab 309: Gunung Emas dan Tiang Giok