"Apakah kamu pikir aku akan percaya padamu?"
Suaranya tenang dengan sentuhan main-main yang bergema di telinganya. Gadis berambut panjang yang menjuntai sampai menyentuh tanah itu memiliki senyuman di matanya; dia seakan-akan seperti peri yang bebas menari anggun di hati Chu Mo.
Chu Mo pelan-pelan membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu untuk membela diri, tapi pada akhirnya tidak ada kata keluar.
Setelah hening sejenak, Chu Mo berkata santai dengan ekspresi yang rileks:
"Apa kamu punya pacar?"
Ketika kata-kata itu dilontarkan, meskipun Chu Mo tampak tenang, detak jantungnya tak bisa tidak berdebar-debar, sama gugupnya seperti ketika menunggu hasil ujian masuk perguruan tinggi saat tahun terakhir SMA-nya.