Flying Alone

Benua Xuanqian, di mana sekte berdiri dalam jumlah besar dan ahli tersebar di mana-mana.
Pemuda, Zhou Heng, dengan Pedang Hitam yang Misterius yang Patah di Dantian-nya, muncul dari Kota Batu Asal dan berjuang untuk mengklaim sepotong dunia di era yang megah ini.
Terhadap yang sangat jahat, bunuh!
Terhadap mereka yang menindas teman dan keluarga saya, bunuh!
Terhadap mereka yang menghalangi jalan saya menuju pencerahan, bunuh!
Di jalan ke surga, saya melangkah dengan lagu, dengan pedang di tangan, saya sendiri yang terhormat di bawah langit!

Mengguncang Sembilan Surga Dengan Pedangku

"Kenapa Zhou belum bangun juga?" Keledai Hitam menendang-nendangkan kakinya karena bosan.


Tiga hari telah berlalu, namun Zhou Heng masih dalam keadaan koma yang sama seperti sebelumnya, dan rangka tubuhnya, yang terlihat seperti emas yang mengalir, sebenarnya memancarkan panas yang bergelombang. Seluruh tubuhnya seolah-olah direndam dalam sebuah kukusan, dan seseorang bisa merasakan gelombang panas yang mengerikan hanya dengan mendekat.


Keledai Hitam ini masih memiliki sedikit hati nurani, telah menjaga Zhou Heng dan Han Yiyao beberapa hari ini. Lagipula, keduanya mengalami luka serius, salah satu hanya tinggal sekitar dua puluh sampai tiga puluh persen dari kemampuan bertarung mereka, sementara yang lain tetap tidak sadarkan diri.


Bab 221: Musuh Datang untuk Membunuh (3/3)