Flying Alone

Benua Xuanqian, di mana sekte berdiri dalam jumlah besar dan ahli tersebar di mana-mana.
Pemuda, Zhou Heng, dengan Pedang Hitam yang Misterius yang Patah di Dantian-nya, muncul dari Kota Batu Asal dan berjuang untuk mengklaim sepotong dunia di era yang megah ini.
Terhadap yang sangat jahat, bunuh!
Terhadap mereka yang menindas teman dan keluarga saya, bunuh!
Terhadap mereka yang menghalangi jalan saya menuju pencerahan, bunuh!
Di jalan ke surga, saya melangkah dengan lagu, dengan pedang di tangan, saya sendiri yang terhormat di bawah langit!

Mengguncang Sembilan Surga Dengan Pedangku

Han Yiyao tidak tahu apa itu cinta, tapi itu pasti bukan rasa takut atau kagum.


Rasa takut menumbuhkan kepatuhan, dan di bawah rasa kagum mungkin terdapat kesetiaan, tapi jika dia menikah dengan Ying Cheng'en dengan pikiran seperti itu, dia hanya akan kehilangan dirinya sendiri dan menjadi mayat hidup!


Lebih lagi, dia mengalami masalah besar—dia akan mati jika disentuh oleh pria, dan bahkan tidak akan hidup untuk melihat hari itu! Karena itu, dia tidak pernah mempertimbangkan hal lain, tapi secara bawah sadar menolak pernikahan dengan Ying Cheng'en.


Namun, pada saat ini, pikirannya teralih oleh pemikiran semacam itu!


Dibandingkan, meskipun Zhou Heng adalah seorang cabul besar, dia tampaknya tidak memiliki kebiasaan buruk lain selain menjadi lelaki hidung belang! Lebih lagi, kenakalan mesum anak ini juga cukup licik, hanya membidik dirinya dan tidak mengejar wanita lain seperti anjing yang sedang birahi.


Kalau dipikir-pikir, seharusnya dia bangga dengan ini?


Bab 229: Menarik Kendali di Ambang Kehancuran (2/3)