Kent bersandar ke belakang di kursinya, ekspresinya tak terbaca saat ia meraih gelas anggurnya sendiri. Dia memutar cairan itu perlahan sebelum menyesap dengan terukur. Ketika dia akhirnya berbicara, suaranya tenang, tetapi ada sisi tajam di dalamnya yang tidak luput dari perhatian.
"Kamu seharusnya terlebih dahulu memberitahuku apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku. Kemudian kita bisa membicarakan tawaranmu." Katanya, matanya menyempit saat dia meletakkan gelasnya.
Senyuman Lily semakin lebar, dan dia sedikit membungkuk ke depan, matanya berkilau campuran antara kegembiaraan dan persetujuan. "Langsung pada poinnya, aku suka itu. Baiklah. Aku memerlukanmu untuk bertindak sebagai suamiku, setidaknya untuk sementara."
Kent, yang sudah tahu apa yang akan dimintanya, berpura-pura sedikit terkejut. "Suamimu?" katanya menirukan, nadanya skeptis. "Dan mengapa kamu memerlukan itu?"