"Ada hal seperti itu," Ragnar menjawab dengan senyum sinis. "Tapi sepertinya aku harus melakukan lebih dari sekadar menonton. Ini baru hari pertamamu di sini, dan kau sudah membuat kehebohan besar. Bertengkar dengan Putri Chuli, mengancam akan membunuhnya?" Nada suara Ragnar berubah menjadi teguran pura-pura. "Apakah kau mencoba mendatangkan murka seluruh alam ke kepalamu?"
"Mengapa kau sangat khawatir tentang insiden Putri Chuli itu?" Kent bertanya, suaranya terdengar kesal. "Aku hanya mengancam nyawanya. Dia bahkan tidak kehilangan lengan atau kaki."
Ragnar, duduk di hadapan Kent, menghela napas dalam, menjalankan tangannya melalui rambut peraknya. Sikap tenangnya kini tergantikan oleh campuran frustrasi dan urgensi.