Siaga Tinggi!

Wajahnya sempurna—fitur tajam yang terukir, tulang pipi tinggi, dan mata yang tampak menembus hingga ke dalam jiwanya.

Hati Ratu Soya berhenti sejenak, dan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya bergetar di seluruh tubuhnya. Pipinya memerah, matanya membelalak dalam ketidakpercayaan, dan jari-jarinya gemetar. Bulu kuduknya berdiri saat gelombang panas mengalir dari dadanya, memenuhi dirinya sepenuhnya.

Genggamannya pada pisau goyah, dan pisau itu terlepas dari tangannya, jatuh dengan suara berisik tanpa gunanya ke lantai. Ia terhuyung mundur, tidak mampu melepaskan pandangannya dari wajah Kent.

Pikirannya berteriak memintanya untuk menguasai diri, untuk bertindak, tetapi tubuhnya menolak untuk patuh. Ia merasa benar-benar terhipnosis, terjebak dalam gravitasi kehadirannya.

Bibir Kent melengkung membentuk senyum mengejek. "Aku sudah memperingatkanmu," katanya pelan, suaranya penuh ironi.