Semangat Warisan

Kota Ibu Kota Kerajaan…

Badai mengamuk tanpa ampun di atas Kota Ibu Kota Kerajaan. Awan tebal berputar seperti kuali mendidih.

Kilat emas menyambar di langit. Guntur menggelora, begitu keras dan tak terhenti, membanjiri kota dengan air. Hujan menghantam atap dan membanjiri jalanan, sementara warga duduk di rumah mereka dengan ketakutan.

Terlepas dari kekacauan ini, Kent melayang tinggi di atas gunung pusat. Perlahan-lahan, kelima gunung mulai merespons garis keturunan Kent.

Kent menutup matanya, dan dunia di sekelilingnya memudar. Hujan, guntur, kilat—semua berlalu ke latar belakang saat dia mencapai dalam dirinya. Napasnya melambat, seiring dengan ritme detak jantungnya.

Tapi saat itu juga, kesadaran Kent bertemu dengan roh warisan yang menguji keteguhan Kent dengan memaksa energi mentah masuk ke dalam tubuhnya.

Rasa sakit itu segera dan sangat menyiksa. Tubuhnya terasa seolah-olah sedang tercabik dari dalam, urat-uratnya menopang energi yang mengalir melaluinya.