Kent berlutut di hadapan sosok bercahaya Dewi Kehidupan, suaranya penuh emosi. "Terima kasih... terima kasih banyak. Kau telah membawanya kembali. Kau telah mengangkat beban yang kupikir akan kuemban selamanya. Tolong, tanyakan apa saja padaku. Katakan—apa yang bisa kulakukan untukmu?"
Senandung lembut dewi itu melunakkan udara di sekitar mereka, cahaya keemasannya berdenyut pelan. "Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, berhentilah bertindak semata-mata berdasarkan emosi. Anggap ini sebagai suatu kebaikan—kebaikan yang mungkin kau balas di masa mendatang. Tapi," ekspresinya berubah serius, matanya menembus matanya, "jika kau tidak bisa mengubah jalan budidayamu, kau tidak akan bisa menolongku saat waktunya tiba."
Kent mengerutkan alisnya, kebingungan tergambar di wajahnya. "Apa maksudnya? Apa yang salah dengan jalanku? Beritahu aku, dan aku akan mengubahnya, tidak peduli betapa sulitnya. Bahkan jika dipenuhi duri, aku tidak akan ragu untuk melewatinya."