Kent melesat tinggi di angkasa, angin menerpa wajahnya saat takhta emas membawanya maju.
Langit membentang tak berujung, matahari menyala menyengat tanpa belas kasihan. Pikirannya adalah badai rencana dan strategi, berfokus pada perjalanannya ke gurun yang gersang.
Tapi kemudian, tawa yang membuat tulang tergetar terdengar di udara.
Mata Kent menyipit saat tiga sosok bayangan tampak di depannya. Diselimuti kabut hitam yang berputar, bentuk mereka berputar dan berkedip seperti nyala api yang sekarat. Mereka bukan musuh biasa—mereka adalah hantu jurang, makhluk murni kebencian, terpicu dari kedalaman dunia bawah.
"Ah, jadi ini Kent yang terkenal," salah satu hantu mencemooh, suaranya mengalir dengan penghinaan. "Orang yang berani menantang Kaisar Iblis."