Perjuangan Bertahan Hidup!

Gurun yang gersang membentang tak terbatas ke segala arah. Kuil Pasir Abadi yang berkilauan bersinar di depan, menjadi suar harapan dan keserakahan yang sulit dipahami. Kelompok itu melanjutkan pengejaran mereka di belakangnya. Dua hari telah berlalu sejak balapan dimulai, dan kondisi keras gurun telah membuat kelompok itu berkurang menjadi tiga: Aran Lam, Jean, dan Gunji Zing yang mengejutkan.

Wajah Aran pucat, jubahnya yang dulu bersih kini tertutup debu dan keringat. Dia melirik ke belakang pada Jean dan Gunji. "Kita kehabisan waktu. Jika kita kehilangan jejak kuil sekarang, semuanya selesai!"

Mata Jean tetap tertuju pada cahaya di kejauhan. "Belum selesai sampai kita berhenti bergerak. Fokus untuk terus bergerak."

Gunji, terengah-engah, melirik Aran dengan kesal. "Mudah bagimu untuk bicara, tuan muda. Beberapa dari kita tidak memiliki stamina tak terbatas atau harta yang mewah."

Aran mengerutkan dahi. "Mengeluh tidak akan membawa kita ke mana-mana. Jean, beri tahu dia—"