Tuhan Bermata 3!

Setelah menyesuaikan pikirannya dan napasnya, Kent melangkah hati-hati ke jantung kuil.

Tapi begitu ia masuk, matanya terbelalak melihat pemandangan aneh di depannya. Dalam ruang terbuka yang luas itu, ada sebuah massa tanah yang mengapung dengan tenang seolah-olah tidak tersentuh oleh perjalanan waktu.

Di tengahnya berdiri sebuah patung yang mengesankan—seorang dewa dalam pose menari, terjebak di tengah gerakan, dengan delapan tangan memegang senjata dari berbagai jenis. Di bawah kakinya yang kuat, seorang iblis yang kalah terbaring terjerumbai, selamanya terkunci dalam gambaran kematian dari batu.

Sembilan matahari batu mengorbit patung itu, melemparkan bayangan samar di seluruh ruangan.

Kent menghela napas dalam-dalam dan menempatkan kakinya di atas massa tanah. Segera semua jalan tertutup dan ia berdiri sendirian di depan patung.