Hades
Kata-katanya membentur dada saya, mencuri napas dari paru-paru saya. Kesunyian yang menyiksa meregang di antara kami, dan untuk pertama kalinya, saya kehilangan kendali—rentan dan terpapar. Fasad yang saya buat dengan hati-hati seharusnya telah bergeser karena matanya membesar, seolah-olah menyadari bahwa dia menemukan sesuatu.
"Anda menerima pesan?" Kata-kata saya keluar dengan lambat, ditarik oleh sesuatu yang asing—keraguan. Saya tidak pernah ragu-ragu; hal itu bertentangan dengan semua yang diajarkan kepada saya.
"Menyerang yakin dan benar." Suara ayah saya bergema di telinga saya seolah-olah dia tepat di belakang saya.
Namun hari ini, saya dibiarkan tanpa penjagaan karena satu kalimat.
"Katakan kebenaran, Hades."
"Hades?" Dia menarik saya kembali dari kedalaman keterkejutan saya. "Apakah itu benar?" Tapi itu bukan pertanyaan; itu adalah pernyataan. Kejernihan nadanya membuat perasaan berat di perut saya semakin berat.