Eve
Dinding-dinding berdarah tinta dan darah, hitam dan merah saling menyerap satu sama lain, semakin mendekat ke tempat aku duduk di atas tempat tidur. Lututku ditarik mendekat ke tubuh, lenganku memeluk erat diriku sendiri tetapi itu tidak menghalangi dingin yang telah melekat di tulang-tulangku.
Aku bisa melihat wajah-wajah dalam cairan seram itu, wajah-wajah orang yang menghujani aku dengan kata-kata kutukan.
"Dasar mati aja!" ibuku mendesis, detail wajahnya dalam cairan gelap begitu akrab hingga aku menarik diri ke dalam. "Kenapa kau tidak mati saja!"
Aku memampatkan tangan di atas telingaku, menutup mata dengan erat tetapi aku tidak dapat tahan kegelapan di belakang mataku sendiri dan aku membuka mata hanya untuk melihat wajah lain, empedu naik ke tenggorokanku.