Kecurigaan yang Layu

Hades

Aku meringkuk di sampingnya, kelelahan dan... takut. Aku menarik napas, menghirup aroma tubuhnya—lavender dan madu yang telah menjadi pelarian hidupku. Dia tertidur... atau setidaknya begitu pikirku, sampai tiba-tiba tubuhnya mengeras.

"Maaf, aku tidak bermaksud membangunkanmu," aku berbisik, menyembunyikan wajahku di lehernya—hanya untuk tubuhku ikut mengeras. Denyut nadinya kencang, sekeras genderang perang.

"Eve?" aku berbisik, mengangkat kepala.

Tapi dia tidak menatap wajahku, tubuhnya kaku dan berbalik menjauh dariku.

Kubiarkan kesunyian memenuhi udara sepenuhnya, menunggu apakah dia akan memandangku dengan kesadarannya sendiri.

"Sayang?" aku memanggil lagi, menyelipkan rambutnya di belakang telinga supaya aku bisa melihat sebagian wajahnya. "Ada apa?"

Justru saat aku berpikir bahwa aku tak akan bisa menarik perhatiannya, dia akhirnya bergerak, berbalik dan menghadapi aku. Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku.