Happy reading.
Part 31:"Mulai Bekerja."
Setelah merasa puas melihat tanah lapang di halaman belakang tempat tinggal Yuzuru,mereka pun meninggalkan halaman belakang itu menuju ke arah rumah diiringi cahaya matahari sore.
Ketika sudah sampai di sisi rumah,Ryuzaki berkata kepada Yuzuru :"Daimo,kita sebaiknya memeriksa lantai atas."
Yuzuru menoleh ke arah belakang,memandang wajah Ryuzaki dan menyahut :"hm.begitu ya.oke."
Ryuzaki berkata kepada Tadashi yang setia mengikuti mereka.
"Kamu pergi saja mengawasi anak buah.
Kira-kira mereka masih harus mengerjakan apa ?"
Tadashi menjawab :"tadi sebelum saya tinggal mengikuti Tuan Muda,mereka sedang menyusun kabel untuk cctv Tuan,"
Ryuzaki mengangguk puas,menjawab : "baiklah,lanjutkan saja.pasang di semua sudut ya.
Juga di dalam rumah.
Kecuali kamar Daimo,
Pasang kabelnya tapi jangan diaktifkan dulu.
Kita harus menunggu persetujuan dari Daimo."
Tadashi menjawab :"Baik Tuan Muda."
"Tentu saja itu hal yang sangat pribadi,kecuali Tuan Muda saja yang memiliki akses menuju ke kamar Daimo,
Haihh !mengapa aku merasa ,tuan muda dan Daimo memiliki hubungan khusus ya ?
Tampak sekali Tuan Muda sangat mencintai Daimo.
Caranya menghibur,caranya melindungi..
Dan ketika mereka berpelukan,kenapa terlihat..
Terlihat apa ya..?"
Bisik hati Tadashi sambil memandang dua punggung yang mulai menapaki tangga menuju lantai atas dari flat mungil milik pimpinan mereka yang baru itu.
Tadashi melanjutkan langkahnya,menyusuri gang kecil di sebelah flat Yuzuru,sambil terus berpikir.
"Daimo itu bertubuh mungil dan cantik.
Dia persis ibunya.
Hanya bedanya,di balik wajah lembutnya,seperti tersimpan kekuatan yang besar.
Orang-orang seperti Daimo itu,sanggup menghancurkan apapun,yang menghalangi langkahnya.
Ketegasan dan kebijaksanaannya tergambar dari sikapnya yang tenang.
Bukankah itu seperti dua sisi mata uang yang berlawanan ?
Dia seperti permata murni yang belum diasah.
Tapi bagusnya,permata perawan itu sekarang milik Tuan Muda.
Tuan mudalah yang menemukannya
Haa..! Bagus sekali !
Ini adalah tanda-tanda kebangkitan klan Omega.
Semoga kedepannya akan lebih bagus lagi."
Tidak terasa langkah Tadashi sampai di halaman depan.
Melihat beberapa anak buahnya sedang sibuk menyusun kabel untuk aliran cctv yang akan mereka pasang.
Mereka sigap menyapanya :"tuan Tadashi "
Tadashi menganggukkan kepalanya,dan berkata :"lanjutkan pekerjaan kalian.apakah kabel yang untuk dalam rumah sudah dipasang ?"
Salah satu anak buahnya menjawab :"sudah Tuan,hanya tinggal kamar Daimo yang belum.
Kami tidak berani masuk."
Tadashi mengangguk :"ya.jangan.Daimo itu kesayangan Tuan Muda dan kita semua.
Kalian harus menjaganya dengan baik.
Kalian tidak tahu,seberapa hebat beliau,
Meski badannya mungil,tapi dia orang terkaya di negara ini.
Kita semua tidak ada artinya.
Bekerjalah yang baik.
Daimo dan Tuan Muda akan pengertian kepada kalian semua."
Semua pengawal yang mendengarkan kata-kata sekretaris Tuan Besar mereka,mengangguk dengan senang.
"Baik Tuan Tadashi."
Kemudian Tadashi melangkah mendekati gerbang rumah Yuzuru,memeriksa gerbang baru yang sudah terpasang,berikut digital smart door lock nya.
Merogoh ponsel yang ada di saku dalam jasnya.
Mengirim foto,kedua Tuan muda mereka kepada bos besarnya,Tuan Shenji Hazegawa.
Lalu menulis pesan :"Daimo menelepon Shima Sama,mengatakan akan memugar rumahnya.
Menerima saran dari Tuan Muda.
Dan menunjuk Tuan muda sebagai arsiteknya
Daimo menangis sedih,
Mungkin ada berita tentang keluarganya dan Tuan Muda menghiburnya."
Foto kedua manusia yang saling berpelukan itu,tampak artistik,tertimpa matahari sore.
Rambut Yuzuru yang kecoklatan alami,semakin terlihat coklat.
Kepalanya terbenam di dada Ryuzaki,menampilkan kesan lemah dan membutuhkan perlindungan.
Tadashi merasa senang melihat hasil foto jepretannya itu.
"Foto ini indah sekali,padahal aku tidak sengaja mengambilnya.
Daimo..memang indah.seperti keturunan para dewa.
Pantaslah dia menjadi Daimo kita.
Sabar,tenang,tidak banyak bicara,
Tapi anehnya,perintahnya tidak bisa dibantah."
Bisik Tadashi sambil terus memandang foto Yuzuru yang menunduk dalam pelukan Ryuzaki.
Memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku bagian dalam jasnya dan berkeliling melihat hasil kerja anak buahnya itu.
Sedang diseberang sana,Tuan Shenji yang membuka pesan dari sekretarisnya itu,menjadi tertegun.
Perasaannya bercampur aduk menjadi satu.
Senang,bangga,bahagia dan juga sedih.
"Ryuzaki,jika melihat ini semua,maka kamu akan menjadi orang penting kedua dalam persatuan semua klan.
Kamu adalah orang kepercayaan Daimo.
Semoga kamu bisa menjaga nama baik klan kita."
Bisik Tuan Shenji.
Istrinya yang melihat raut wajah suaminya dengan hati-hati bertanya.
"Ada apa sayang ?"
Tuan Shenji menoleh kepada istrinya dan menyerahkan ponselnya.
"Lihatlah ini,Tadashi mengirim pesan ."
Istrinya menerima ponsel dari suaminya dan membaca pesan dari Tadashi,
Telapak tangannya menekan lembut bibirnya dan berseru :"oh !"
Shenji Takegawa berkata :"semakin kita menerima kepercayaan seseorang,semakin berat tugas kita sayang.
Bagaimana supaya kita tidak mengecewakan orang tersebut.
Bukankah begitu ?"
Sang istri mengangguk setuju dengan kata-kata suaminya.
Menyerahkan kembali ponsel itu ke tangan suaminya dan berkata.
"Benar sayang,sebaiknya luangkan waktumu untuk berbicara pribadi dengan anak kita.
Aku rasa,kamu harus memberi banyak nasehat kepada putra kita itu.
Dia terlalu lama di luar negeri.
Jangan sampai kesopanannya terkikis.
Karena ada perbedaan yang besar diantara budaya dua negara ini.
Bukankah begitu ?"
Shenji Takegawa merasa tercerahkan dengan kata-kata dari istrinya itu.
"Ah !benar sayang.
Mengapa kata-katamu selalu memberikan ide yang baik ?
Aku merasa ,memang kamu dikirim Tuhan untukku.
Kamu wanita yang cerdas."
Kata Shenji sambil meraih bahu istrinya dan mencium sekilas pipi sang istri.
Sedang di rumah Yuzuru,mereka berdua telah sampai di lantai atas.
Lantai tampa atap dan hanya dibatasi oleh pagar yang kayu yang sederhana.
Sisa salju yang masih turun perlahan,membuat lantai beton itu tampak memutih.
Hari sudah mulai memasukki pertengahan bulan.
Meski salju masih turun,tapi itupun tidak banyak.
Hawa sudah mulai menghangat ,tidak sedingin di akhir tahun.
Dan tahun ini,merupakan tahun yang tenang,tampa bencana besar.
Ryuzaki dan Yuzuru memandang sekitarnya.
Tidak banyak bangunan berlantai dua,seperti milin Yuzuru,kecuali bangunan untuk pelayanan masyarakat.
Untuk rumah hunian,pemerintah daerah mengeluarkan kebijaksanaan khusus,mempertahankan ciri khas kota mereka sebagai kota traditional.
Rumah hunian yang artistik berdampingan dengan gedung-gedung modern.
Semua diatur dengan baik.
Meski begitu,untuk masyarakat arus gelombang bawah,dan juga perseteruan antar gank atau persaingan bisnis juga masalah diantara para Klan yang jumlahnya sebenarnya tidak terlalu banyak,acapkali terjadi.
Klan-klan ini,adalah warisan dari kehidupan masa lalu,yang telah mengakar dengan kuat di negara ini,dan bahkan untuk klan sebesar Alpha ,tetap menjadi klan yang sulit untuk disentuh dan sangat dihormati oleh masyarakat.
Karena selain berasal dari keluarga para raja di masa lalu,Klan Alpha menguasai sektor bisnis hampir mencapai tujuhpuluh persen.
Sehingga sangat mendominasi kehidupan di semua bagian negara.
Ryuzaki memandang tubuh bagian belakang sosok yang telah diakui sebagai pemilik kekuasaan terbesar.
Empat klan akan berada di bawah kendalinya,
Juga bisnis terbesar,kekayaan terbesar dan pengaruh terbesar ada di tangan mungil itu.
"Pasti membutuhkan waktu,untuk menerima perubahan besar dalam hidup Daimo.
Dia yang awalnya hidup sendiri dan tenang,mulai saat ini akan dihadapkan oleh banyak tanggungjawab yang besar.
Beruntungnya aku,mengenalnya dengan Tampa sengaja.
Bahkan aku berhutang nyawa kepada Daimo."
Piki Ryuzaki sambil terus memandang punggung Yuzuru.
Yuzuru yang dipandang membalikkan badannya dan menatap Ryuzaki,
"Mengapa diam ?"
Ryuzaki melangkah mendekat dan berkata :"menunggu perintah anda."
Yuzuru tersenyum tipis,menyahut sambil mengulurkan tangannya.
"Kemarilah."
Ryuzaki dengan hati yang sangat bahagia meraih jari Yuzuru dan menggenggamnya.
Tidak sanggup berbicara lebih banyak,
Meremas jari langsing yang dingin itu dan berkata :"Daimo..."
Yuzuru :"hm."
Ryuzaki menundukkan matanya,melihat wajah cantik yang begitu indah di matanya itu.
Ryuzaki :"apa Daimo mau duduk di kursi itu ?"
Kata Ryuzaki sambil menunjuk kursi panjang yang terbuat dari besi itu.
Sebagian kursi tertutup salju tipis.
Yuzuru mengangguk dan berkata :"ya boleh.
Aku ingin tahu mengapa kamu membawaku ke atas flatku ini."
Ryuzaki melangkah mendekati kursi besi itu,membersihkan sisa salju yang menempel,lalu dia meletakkan pantatnya ,menghela halus jari Yuzuru dan berkata :
"Daimo duduk di pangkuanku saja.kursinya sangat dingin."
Yuzuru tidak keberatan dengan hal itu,
Toh dia duduk diatas pangkuan kekasihnya.
Laki-laki yang sangat tampan.
Begitu duduk diatas pangkuan Ryuzaki,Yuzuru membelai wajah Ryuzaki.
"Menurutku ,kamu lumayan tampan."
Ryuzaki menunduk memandang wajah Yuzuru lalu mencium kening Yuzuru dengan lembut.
"Daimo,jangan memujiku.
Anda lebih indah lagi."
Yuzuru melingkarkan lengannya di leher Ryuzaki.
Memajukan bibirnya menyentuh bibir Ryuzaki,
"Apakah kamu akan selamanya bersamaku ?"
Ryuzaki menghela nafas panjangnya ,gairahnya dengan perlahan bangkit,berbisik lembut :"nyawaku ini milikmu,Daimo."
Yuzuru :"benarkah ?"
Ryuzaki :"ya."
Dengan hati-hati Ryuzaki mengecup bibir Yuzuru yang merah alami,
Yuzuru membalasnya dengan menekan bibirnya.
Ciuman itu saling berbalas ,desahan pelan lepas dari bibir Yuzuru.
"Ryu.."
Ryuzaki menjawab :"ya Daimo."
Kegelapan melingkupi matanya,yang dia rasakan hanyalah kehadiran sosok mungil diatas pangkuannya ini.
Memperdalam ciumannya dan melumatnya.
Yuzuru yang telah belajar banyak dari percintaannya dengan Ryuzaki pun membalas ciuman dan lumayan dari bibir Ryuzaki.
Menyisipkan lidah kecilnya di ronggaulut Ryuzaki.
Hembusan nafas yang semakin berat dari Ryuzaki membuat Yuzuru semakin menempelkan tubuhnya di tubuh Ryuzaki.
Jemarinya meraba pelan dada Ryuzaki.
Membuat gelora Ryuzaki semakin meningkat tajam.
Berbisik diantara erangannya.
"Sayang,aku sangat mudah terangsang,jangan menggodaku.
Aku bisa menelanjangimu disini."
Yuzuru menyusupkan jemarinya di balik kaos lengan panjang Ryuzaki dan membelai dada kokoh yang memanas itu.
"Dadamu hangat ."bisik Yuzuru.
Ryuzaki berdehem pelan :"hm."
Jemarinya yang besar dan kapalan karena latihan pedang juga karena pekerjaannya,mulai membelai pinggang Yuzuru yang langsing,
Belaian itu terus turun ke paha Yuzuru yang terbungkus celana.
Yuzuru mulai menggeliat pelan dan mendesah:
"Ryuu.."
Ryuzaki sedikit meremas paha Yuzuru dan terus membelai hingga ke arah paha dalam Yuzuru.
Yuzuru memejamkan matanya,menikmati semua pergerakan lembut dari Ryuzaki.
Menggeliat pelan ketika merasakan pangkal pahanya di sentuh oleh Ryuzaki.
Ryuzaki :"sayang..aku mau.."
Yuzuru :"hm..aku..hm.."
Ryuzaki melepaskan ciuman diantara mereka dengan nafas yang tersengal.
Memandang wajah Yuzuru dengan bola mata yang besar tapi tampak sayu itu.
"Jika kita tidak berhenti,aku bisa menghisap anda disini."
Yuzuru berusaha mengatur nafasnya yang juga mulai terasa berat.
"Apakah kamu mau mencobanya ?bercinta di alam terbuka ?"
Ryuzaki merasakan kuduknya memanas,
Membayangkan percintaan di alam yang belum pernah dia rasakan.
"Pasti indah sekali ."pikirnya.
Ryuzaki menjawab sambil terus membelai milik Yuzuru yang terasa kaku di telapak tangannya.
"Itu indah sayang.
Bercinta di disini,atau di kolam renang kita kelak."
Yuzuru tertegun dan menjawab :"apakah kelak aku akan memiliki kolam renang ?"
Ryuzaki :"ya.aku memiliki beberapa ide,salah satunya kolam renang,dihalaman belakang."
Yuzuru merasa takjub dengan hal itu.
Lalu meraih telapak tangan Ryuzaki yang terus membelai barang miliknya itu.
"Ah.enak sekali.
Hm aku suka dengan hal itu."
Ryuzaki kembali mencium bibir merah Yuzuru dan melumatnya.
"Aku akan memasukkimu dari depan dan belakang.
Suara air bergelombang dan desahan anda pasti akan membuatku gila."
Diantara ciuman mereka disenja yang indah itu mereka terus bercakap-cakap pelan.
"Mengapa kamu tidak segera melakukannya
Benar-benar menusukku yang lama ?"
Ryuzaki :"aku takut menyakiti anda."
Yuzuru :"iya sakit.meski sebentar tapi sakit.
Tapi..enak juga.
Apakah kita akan melakukannya lagi ?"
Ryuzaki menggelengkan kepalanya,
"Apakah aku bisa berhenti ?"
Yuzuru :"jangan berhenti."
Ryuzaki :"masih banyak anak buah."
Yuzuru :"ahhh..! "
End.