"Hukumlah aku?" Violet berkata dengan gugup, meski ia mencoba untuk berani.
"Tentu saja, ratuku ungu," jawab Asher dengan lancar, nadanya seperti sutra bercampur baja.
Ia meraih dan mengelus rambutnya, gerakannya begitu lembut hingga hampir kejam. Kontras antara sentuhan halusnya dan kegelapan di suaranya mengirimi ia dingin menyusuri tulang belakangnya. "Kamu mencoba kabur dariku, Violet. Ratu mana yang lari dari rajanya?"
"Seorang raja yang manipulatif, psikopat keparat! Dan sudah kubilang, aku bukan ratumu! Berhenti memanggilku begitu!" ia mendesis, matanya yang keemasan berkilat.
Untuk sekejap, ada sesuatu yang berkedip di mata Asher, emosi yang tak bisa ia namai dengan pasti. Tapi kemudian ia menarik rambutnya tiba-tiba dan keras, membuatnya terengah-engah karena rasa sakit di kulit kepalanya.
Sialan dia!
Asher mendekat, napasnya hangat di telinganya, dan berbisik, "Sudah kubilang, ungu kecil, kau milikku."