"Kamu punya pertemuan dengan Richmond?" Alaric bertanya dengan tak percaya, seolah-olah ide itu sepenuhnya konyol.
"Ya, Richmond," Violet menegaskan. Dan ya, itu Richmond yang sama, yang bebas untuk memiliki hubungan dengan murid-muridnya. Violet dengan jelas ingat kata-kata Mary.
Alaric mengangkat alisnya dengan skeptis. "Seperti... sekarang?"
Violet melirik ponselnya untuk memeriksa pesan ulang. "Ya, seperti sekarang."
"Apa ini bukan kebetulan yang aneh, menurutmu?" Alaric berkata, suaranya membawa nuansa curiga.
Dahi Violet berkerut, pikirannya langsung berpikir tentang kata-katanya. Apakah Alaric menyarankan pertemuan itu sengaja diatur? Tapi mengapa? Dan lebih penting lagi, siapa yang akan repot mengaturnya…..? Perutnya terasa seperti tenggelam saat jawabannya muncul.
Oh tidak.