"Ya! Dulu aku hanya fokus mengejarmu. Kenapa aku tidak melihat ke atas? Jika pandanganku meninggalkanmu sebentar saja, mungkin aku tidak akan bingung sekarang," kata Sophia sambil menghela nafas panjang.
"Sekarang, kamu seharusnya bersyukur bahwa akhirnya kamu melihat ke arah lain." Kata-kata wanita tua itu kadang-kadang terasa seperti sedang memberikan pelajaran, dan kata-katanya sangat tajam.
"Ya, saya pikir saya harus santai. Saya sudah memutuskan untuk pergi berlibur dan kembali setelah beberapa saat," kata Sophia dengan senyuman. "Namun, sebelum saya pergi, saya harus mengunjungi Stella."
"Itu benar. Dia adalah saudara perempuanmu." RK memberinya tatapan setuju.
"Apakah kamu tidak takut bahwa aku akan menyakitinya? Aku bukan saudara perempuan yang menghormati orang tua dan mencintai adik perempuannya." Sophia terus tersenyum tipis.