Perguruan tinggi adalah tempat untuk belajar, bukan tempat untuk bertengkar dengan orang lain. Stella tidak seceroboh gadis yang berdiri di depan dirinya, jadi dia harus pergi. RK masih menunggunya di mobil.
Sayangnya, Putri Piano tidak mau menyerah. Dia mengira Stella takut, sehingga dia berani menghadang jalan Stella.
"Stella, aku paling benci sikapmu yang dingin dan cuek. Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu begitu acuh terhadap orang lain? Apakah kamu takut padaku?"
"Bisa tolong biarkan aku lewat? Aku ingin pulang." Stella menarik tasnya dan berjalan melewati Putri Piano, siap untuk pergi.
Tak disangka, Putri Piano merebut tasnya dan terus berdebat dengannya.
"Stella, selama kamu mengatakan bahwa kamu adalah orang yang munafik, aku akan mengembalikan tasnya padamu."
Ekspresi Stella tetap tenang dan tanpa emosi. Putri Piano tampak sangat malu.
'Stella, ada apa?"