Lonceng angin yang indah itu tergantung di depan jendela kantor Li Yifei. Ketika angin bertiup, cangkang-cangkangnya saling berbenturan, menghasilkan deretan suara lonceng yang menyenangkan namun tak berirama, dan bahkan sering terdengar kacau. Namun bagi Li Yifei, itu seperti sepotong musik yang indah, sebuah lagu cinta penuh kasih.
Li Yifei sangat menyadari bahwa Michelle menyukainya, tetapi ia tidak pernah mengira kasih sayangnya begitu gigih, begitu intens, dan cinta Michelle tidak pernah datang dengan harapan atau tuntutan apa pun sebagai balasan. Dia hanya memberi secara diam-diam, menyukai secara diam-diam.
Sambil melihat deretan lonceng angin itu, Li Yifei menghela nafas lembut. Michelle tidak buruk; bahkan, dia sangat baik. Dari gadis-gadis yang ia kenal, selain Su Yiyi, Michelle memang paling cocok dijadikan istri. Tapi saat ini, ia bahkan tidak berani memberikan janji pasti kepada Su Yiyi, apalagi ingin melibatkan Michelle juga.