Gadis kecil yang masih polos itu tak bisa menahan godaan, dan dalam sekejap saja, dia sudah banjir di bawah sana.
"A... Aku mau..."
Mata Chen Baobao memancarkan rayuan seperti sutra, dan dia terengah-engah saat mengatakan kata-kata ini padaku, lalu dia benar-benar langsung duduk di atas pahaku.
Maksudnya sudah sangat jelas sekarang.
Sejujurnya, pada momen ini, aku pun merasa sulit untuk menahan diri.
Sudah sampai titik ini, mengatakan aku tidak ingin, itu pasti omong kosong.
"Aku juga mau..."
Tepat saat aku hendak menyatukan diriku dengannya menjadi satu, pintu ruang pribadi tiba-tiba terbuka, dan menyusul itu, seorang pelayan masuk dari luar.
Sialan...
Sekarang, dengan situasi yang kita alami, jika seseorang masuk, bukankah semuanya akan terlihat jelas?
Dalam sekejap, kami berdua terpaku, hati seakan tergantung di tenggorokan.
Terutama Chen Baobao, wajahnya begitu merah hampir seakan mau meneteskan darah.