Desahan Han Feifei lembut dan empuk, seperti dirinya, manis seperti musik surgawi.
Meski dia memalingkan wajah ke samping dan aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya, aku yakin dia sangat menikmatinya, dengan cara yang sangat menggoda.
Kedua benda indah itu berubah bentuk melalui tangan ku yang memijat.
Aku mulai semakin bersemangat dan terus meningkatkan tekanan.
"Mmm... Ah!"
"Xu Tian, lebih lembut, lebih lembut..."
Tiba-tiba, desahannya meningkat, diikuti dengan seruan lembut yang terus-menerus.
"Apakah sakit di sini?"
Aku berhenti dan melihatnya, bingung.
"Tidak, tidak terlalu sakit lagi."
Matanya bertemu mataku sebentar sebelum cepat menghindari, tidak hanya lehernya yang merah, tetapi bahkan dua benda indah di dadanya samar-samar memerah.
Aku jelas merasakan kulitnya mulai semakin panas.
"Xu Tian, kenapa tanganmu panas sekali? Rasanya sangat nyaman, mmm... kamu... kamu benar-benar nakal."
Dia bergumam pelan.