Su Nuanse

Dia dulunya adalah boneka bagi keluarganya, mata-mata komersial dan pembunuh yang diburu polisi. Suatu hari, dia jatuh ke laut setelah dikhianati.

Ketika dia bangun lagi, dia adalah siswa kelas tiga biasa di sekolah menengah. Karena masa lalunya yang hina dan diasingkan oleh kerabatnya, dia selalu diintimidasi oleh teman-temannya, sebagian karena dia penyendiri.

Dengan mendapatkan kehidupan baru, dia mengalami perubahan besar, membalas segala perundungan yang dia terima di masa lalu. Dengan cheat yang kuat, sepasang mata jade telepati, dia dengan mudah dapat menilai jade dan sukses dalam perjudian.

Dia memulai bisnis, menjadi wanita bisnis legendaris. Tidak perlu berbicara tentang orang-orang yang sebelumnya mengejeknya karena miskin ketika mereka melihat kekayaannya yang bernilai miliaran yuan. Ketika kerabat datang berkunjung untuk menjilatnya, mereka ditolak. Kita tidak lagi memiliki hubungan satu sama lain. Kembalilah ke tempat busuk darimana kamu berasal!

Hari-hari berjalan baik, kecuali untuk seorang pria yang mudah cemburu di sampingnya. Tanpa alasan yang jelas, dia sering merasa nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di bagian bawah tubuhnya, semua berkat dia.

Ini adalah kisah di mana pemeran utama pria dan wanita keduanya kuat dan tidak tercemar.

Reinkarnasi Wanita Bisnis di Sekolah

Melihat Gu Ning, Leng Shaoting masih sedikit gugup. Gu Ning sebenarnya merasakan hal yang sama. Maka dari itu, Leng Shaoting segera mengganti topik, "Bank sudah menyiapkan uangnya. Kamu bisa pergi mengambilnya. Petugas keamanan dan pekerja pemerintah akan datang jam 10:30 pagi."


"Terima kasih, kamu telah banyak membantuku," kata Gu Ning. Dia sungguh menghargai apa yang telah dilakukan Leng Shaoting untuknya.


"Kamu tidak perlu berterima kasih padaku," kata Leng Shaoting.


"Apa kamu tidak takut jika aku terus bergantung padamu jika kamu terus melakukan segalanya untukku," canda Gu Ning.


"Selama kamu menginginkannya, dan selama aku mampu, aku bersedia memberikan segalanya untukmu," kata Leng Shaoting dengan tulus.


"Baiklah, aku harap kamu tidak akan menyesal."


Pengadaan Tanah II