Dia Adalah Saudaraku

"Fangfang, teman sekelas kamu ini kelihatan tampan sekali. Sayang dia terlalu miskin. Tidak ada masa depan sebagai kurir."

"Pergi antarkan paketmu saja. Kenapa loitering di sini? Tidak mungkin bisa beli rumah-rumah ini sekalipun lo lihat dari mana pun."

"Lihat, dia bahkan memakai rangkaian beruang giok di pergelangan tangannya, dan itu merah pula. Itu barang palsu dari pasar. Heh! Jika dia begitu miskin, mengapa dia berpura-pura kaya?"

Para pramuniaga mencuri pandang sambil diam-diam mengejeknya.

Tang Hao mengerutkan kening. Dia agak kesal tetapi tidak membuat keributan.

Dia berjalan di depan sebuah model gedung dan memperhatikannya dengan saksama.

"Hey! Apa yang sedang kamu lakukan? Pengiriman itu ke meja resepsionis. Apa yang perlu dilihat di sini?"

"Betul! Kamu tidak mampu membelinya kok!"

Beberapa pramuniaga berceloteh.

"Trus bagaimana? Tidak bolehkah aku hanya melihat?" Tang Hao berkata, sedikit frustasi.