Kegelapan malam membentang tanpa akhir.
Suasana di dalam bus wisata semakin tegang setiap saat.
Angka merah pada jam digital terus berdetak maju. Akhirnya, tepat setengah jam empat.
Semua orang terjaga dalam kesiapsiagaan. Pandangan mereka semangat dan tubuh mereka bersiap dengan aura siap bertempur.
Kedua tim telah sepakat untuk bertemu pada jam setengah empat. Tim lain dari Taoist Guru sudah tiba di lokasi yang telah ditentukan. Mereka menunggu grup Tang Hao untuk melancarkan serangan frontal agar mereka bisa menyerang dari belakang.
Seorang Taoist Guru lansia dengan rambut putih perak berdiri di depan bus.
Meski sangat kurus seperti tengkorak, dia memiliki aura yang menakutkan.
Ia membawa dua senapan mesin dan sabuk granat tangan melingkar di bahunya.
Dia berbalik dan menatap yang lain dengan tatapan yang tajam.