Tumpangan Paling Cepat

"""

Tang Hao kembali ke ruang ujian sekitar pukul sebelas.

Sekitar dua puluh menit lagi sebelum ujian pagi berakhir. Di depan ruang ujian, orang tua berkerumun.

Matahari siang di bulan Juni cukup hangat. Orang-orang yang menunggu di sana berkeringat deras, dan wajah mereka memerah, tetapi mereka terus berdiri di depan ruang ujian seolah-olah mereka tidak menyadarinya.

Setiap orang dari mereka terlihat gugup namun penuh harapan.

Tidak ada satu pun di kerumunan itu yang berbicara, seolah-olah takut mengganggu para siswa di ruang ujian.

Pemandangan itu menggugah sisi lembut di hati Tang Hao.

Orang tuanya meninggal saat dia masih sangat muda. Salah satu keinginan terdalamnya adalah memiliki orang tua yang peduli padanya.

Dia merasakan getaran di hatinya ketika melihat pemandangan itu.

Dia mencoba mengingat wajah ibunya, tetapi dia tampaknya tidak bisa mengingatnya dengan jelas.