Lawanmu Adalah Aku

Di sebuah pulau di Nanyang.

Seorang pria berusia enam puluhan dengan rambut beruban meletakkan teleponnya dengan ekspresi muram di wajahnya.

Jet tempur tidak bisa lepas landas, dan kapal perang semuanya lumpuh. Namun, pihak Huaxianese tampaknya tidak menderita kerugian apa pun.

Situasi ini telah melampaui harapannya.

Dia berharap bahwa kekuatan militer dapat memberikan kerusakan berat pada Huaxianese meskipun mereka mungkin tidak bisa mengalahkan mereka.

Namun, hasilnya di luar harapannya!

"Tidak berguna!" Dia mengutuk dengan suara rendah.

Lalu, dia menggigit giginya, dan tampang ganas muncul di wajahnya.

"Sialan Huaxianese, tidak akan semudah itu menghancurkan aku!"

Dia menarik napas dalam-dalam dan berjalan keluar.

Di luar ada plaza yang luas, dan banyak sosok berbaju hitam dan bertopi dirasakan sedang duduk bersila di sana. Di depan masing-masing dari mereka ada koper hitam.

Sekilas ada setidaknya empat hingga lima ratus orang.

Namun, tidak ada yang bersuara.