Normal

Perpustakaan itu adalah tempat yang besar dan elegan yang menjadi impian setiap pencinta buku menjadi kenyataan. Rak demi rak buku, dari semua topik yang bisa dibayangkan menghiasi lapisan kayu mahoni yang kuat itu. Namun, kesan pertama yang didapatkan Evie dari tempat ini adalah betapa sunyinya itu. Begitu sepi sehingga suara gaunnya yang menyapu lantai kayu yang terpoles indah dan langkahnya yang pelan tampak menggema dengan keras di telinganya. Oleh karena itu, berjalan melalui tempat ini membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Namun, karena pengemis tidak bisa memilih, dia memutuskan untuk melanjutkan berjalan melalui tempat itu.

Saat dia berjalan perlahan, matanya tidak diam. Melihat sekeliling, pandangan waspada Evie tertuju pada meja besar yang kokoh di tengah dan hal pertama yang terlintas di pikirannya adalah Gavriel. Wajahnya, matanya, suaranya, dan ciumannya. Dia telah menciumnya dengan keras saat dia duduk di atas meja itu.