"Oh my… dia sama sekali tidak tertipu oleh penjelasanku. Dan aku pikir aku telah memberinya alasan paling masuk akal yang ada." Zolan bergumam. Di matanya, terpantul rasa hormat karena betapa tajamnya sang putri manusia ini tak disangka-sangka. Dia tidak mengira putri itu memiliki kemampuan itu.
"Nyonya sangat cerdas. Jujur saja, saya pikir dia bisa tahu jika ada orang yang berbohong atau tidak!" Elias mengeluh. "Saya telah berusaha menghindari ditanya olehnya, tapi sungguh membuatku gugup!"
"Oh, begitu? Jadi, intuisinya bagus ya?" Zolan tersenyum dan tertawa mendengar keluhan Elias, yang membuatnya mendapat pandangan tidak suka dari pelayan itu.
"Mengatakan bagus itu masih kurang." Elias berkomentar sambil menggelengkan kepalanya. "Sangat sulit untuk meyakinkannya. Saya yakin dia akan –" Elias tidak bisa melanjutkan ucapannya karena sang putri yang hampir memasuki kamarnya tiba-tiba kembali mendekati mereka dengan langkah cepat.