Tempat Terakhir

"Aku tidak membencimu, tapi aku membenci apa yang sedang kamu lakukan padaku sekarang! Kamu membuatku takut, menyakitiku..." Evie berteriak meski suaranya pecah. Emosinya benar-benar meledak tak terkendali sekarang. "... mengancamku... dan bahkan menuduhku atas hal-hal yang bahkan tidak aku mengerti!"

Air matanya jatuh saat itu. "Bagaimana kau pikir aku akan bereaksi ketika kamu berperilaku seperti ini? Apakah kau pikir aku akan berlari kepadamu dengan tangan terbuka?!" Evie melanjutkan saat nada suaranya meningkat. "Mimpi saja!!"

Pria itu menjadi patung lagi, amarah liar di matanya tampak membeku saat dia menatapnya. Sementara Evie terengah-engah setelah ledakannya pada pernyataan terakhir yang dia buat, tidak yakin harus merasa takut atau marah.