Secara permanen

Evie tidak bisa percaya pada mata sendiri. Hatinya berdebar, dan tenggorokannya kini tercekik karena emosi yang membanjiri hatinya seperti ombak besar saat ia melihat laki-laki dalam jubah gelap. Ini persis seperti yang ia bayangkan dalam mimpinya! Hal itu telah terjadi begitu sering sehingga ia bisa mengingatnya kapan saja ia memejamkan mata. Tubuhnya bergetar dan kulitnya merinding saat ia terus menatap sosok berselimut hitam yang berdiri di hadapannya, jubahnya berkibar-kibar di angin.

"Gav..." bisiknya dengan suara yang patah. Ia bahkan tidak bisa mengucapkan namanya secara lengkap. Ini bukan mimpi lain, kan? Ia benar-benar terjaga, kan? Ia sebentar bingung karena ia telah bermimpi ini terlalu sering sehingga bahkan sekarang, ia bertanya-tanya apakah ia sebenarnya sedang mengalami kilas balik mimpi itu dengan mata terbuka atau ini benar-benar terjadi di depannya.