NispedanaSan

[Selamat, penyintas Terran #99598, karena telah mengaktifkan Sistem Bantuan Alam Semesta!]

Althea, bersama dengan 1% populasi yang tersisa dari planet asal mereka, menatap layar holografis di depan mereka dengan bingung.

Galaksi mereka tampaknya akan berakhir, dan tiba-tiba pengumuman dari sistem alien muncul di kepala mereka, memberitahu bahwa mereka akan dipindahkan secara permanen ke dunia lain.

Para penyintas merasa sangat tertekan. Pertama, mereka dipaksa bertahan hidup dalam kiamat zombie, dan sekarang mereka harus bertahan hidup di dunia baru?

Kebetulan Althea adalah salah satu dari sedikit orang yang mendapatkan Lord Token, tiket untuk mengendalikan sebuah wilayah---tempat perlindungan yang seharusnya aman bagi rakyatnya.

Althea melihat perutnya yang sangat besar dan menghela nafas menghadapi masa depan yang tidak dikenal.

Apakah dia akan dapat membangun rumah yang baik untuk anak-anak dan sesamanya?

Dan... akankah dia dan suaminya bisa bertemu lagi setelah bencana ini?

Setelah Selamat dari Kiamat, Aku Membangun Kota di Dunia Lain

Menyingkirkan segala hal yang jauh di masa depan itu ke samping (untuk saat ini), matanya yang zamrud kembali tertuju pada pakaian para NPC. Dari sinilah, dia bisa melihat Oslo dan Betty pasti orang kaya, menggunakan kain yang serupa dengan sutra dalam pakaian mereka.


Dia terutama khawatir dengan pakaian kaum jelata, yang paling mereka butuhkan. Hanya saja dia tidak tahu apakah ada tanaman rami atau tanaman serupa di sini.


Di Terran, tanaman tersebut umumnya ditemukan di daerah dengan tanah liat berpasir dan iklim sedang. Sistem cuaca di tempat ini saja sudah sangat berbeda, siapa tahu di mana tanaman tersebut berada?


Namun, dia sepertinya melihat tanaman yang mirip dengan ganja di dekat sini, jadi setidaknya dia punya tempat untuk memulai.


Dan meskipun ganja dibuat untuk kain yang lebih kasar, itu adalah alternatif yang sangat baik. Ini juga lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan bisa ditanam sangat padat—memungkinkan hasil yang besar per ladang.


Masalah Pakaian (Bagian 2)