POV Vivian
Aku menyelinap di antara kerumunan ramai di aula, menggunakan sihir untuk merasakan lingkungan dan melacak aroma yang ditinggalkan oleh pria berbaju abu-abu itu. Dari saat pertama kali aku melihatnya, aku samar-samar merasakan aroma yang mirip dengan milik guruku. Tapi aku belum pernah mendengar guruku menyebut tentang orang ini. Sejak hari dia mengadopsiku, kami selalu hidup sendirian di hutan gelap. Guruku sesekali pergi, tapi dia tidak pernah memberitahuku ke mana dia pergi atau apa yang dilakukannya di sana.
Sambil termenung, langkahku tak pernah berhenti. Aku dengan cepat melewati tempat suci, aula, dan pintu keluar.
Aroma yang ditinggalkan oleh pria berbaju abu-abu itu semakin lama semakin pudar. Hatiku mengerut. Apakah dia sudah merasakan bahwa ada seseorang yang mengikutinya?
Keringat mulai membasahi dahiku, dan langkahku menjadi sedikit gelisah. Aku berlari sepanjang jalan hingga aku mendapati diriku melangkah ke taman istana.