POV Sibyl
Nuri sibuk selama beberapa hari berikutnya.
Larut malam, aku terbangun dari mimpi buruk.
Mataku terbuka tiba-tiba, keringat dingin membasahi dahiku. Adegan dalam mimpi itu begitu mengerikan hingga aku merasa sesak napas, dan hanya bisa bernapas pendek-pendek.
Dalam mimpi itu, seorang pria tinggi berdiri di depanku. Aku tidak bisa melihat wajahnya, tetapi aku bisa merasakan keterkejutan dan kemarahan di matanya saat dia menatapku. Aku mencium bau darah. Aku melihat ke bawah dan melihat bahwa aku memegang sebuah belati di dada pria itu.
Mengapa aku membunuh seseorang dalam mimpiku?
Mimpi ini membuatku merasa tidak enak. Aku berbaring di tempat tidur, berguling-guling dalam kegelapan, mencoba meraih Nuri.
Tapi dia tidak ada di sana.
Di mana Nuri?
Aku duduk dan berteriak, "Amy! Amy!"
Ketika menyadari suaraku serak, aku menjadi sangat terkejut.
Yang kuyakini hanya bahwa aku berteriak keras dalam mimpiku, namun mengapa aku bangun dengan suara yang serak?