Pagi berikutnya, Shiro memutuskan untuk pergi sedikit lebih lambat di sepeda motornya karena tubuh Lisandra yang lelah sedang tidur di punggungnya.
Bertanya-tanya apakah dia harus mengubah sepeda motornya menjadi mobil sebagai gantinya, dia pergi menuju dasar Gunung Fuji dengan kecepatan yang relatif lambat sehingga Lisandra bisa tidur nyenyak.
Menyamarkan tampilan sepeda motornya agar terlihat normal, Shiro tiba di kota kecil yang terletak di sebelah danau.
Melihat gunung yang megah tidak terlalu jauh di kejauhan, Shiro tidak bisa menahan diri untuk bersiul pada betapa mengesankan tampilan gunung tersebut.
Tentu saja, itu hanya karena puncaknya tertutup salju, artinya secara teoretis dia bisa berkembang di puncaknya.
"Saya bertanya-tanya seberapa besar sihir saya jika saya memanfaatkan salju." Shiro bergumam dengan senyum.
*Menguap.~
"Kamu bangun? Apakah kamu istirahat dengan baik?" Shiro bertanya saat dia merasa Lisandra terbangun di belakangnya.