Pengamatan Diam

"Pfft—!"

Seorang anak laki-laki dan perempuan berjalan berdampingan saat mereka memasuki sebuah ruang santai yang sangat mewah, dengan pintu-pintu yang menghiasi berbagai area dinding.

Gantungan chandelier yang tergantung dari langit-langit memberi ruangan itu aura prestise, dan dinding yang baru dicat membuatnya tampak seperti surga.

Lantainya sangat bersih, terlapisi ubin yang mengkilap serta karpet yang empuk di kaki.

Semuanya begitu sempurna—puncak dari kesempurnaan.

Namun, baik si anak laki-laki maupun perempuan tidak memperhatikan detail-detail mewah itu.

Mereka sudah terbiasa dengan semuanya, setelah semua.

"Haha! Benarkah?"

"Iya! Kamu benar-benar harus melihatnya!"

"Baiklah, karena kamu meminta dengan baik."

"Haha! Tentunya!"

Mereka berdua terkekeh saat mereka melangkah lebih jauh ke dalam ruangan, sampai mereka tidak bisa maju lagi.

Bagaimanapun, mereka memiliki kamar masing-masing untuk memasuki.