Merah.
Rey melihat merah di seluruh ruangan.
Warna menggiurkan darah, dan kelembapan hangat dari cairan yang menetes dari setiap sudut ruangan.
Itu mendominasi setiap aspek ruangan itu.
Kemudian, duduk di atas sungai darah yang tak berujung—yang mengalir tanpa henti—adalah tumpukan dan tumpukan mayat.
Seperti daging cincang, tubuh mereka penuh lubang dan hancur tak bisa dikenali.
Sepertinya awalnya mereka dipotong menjadi beberapa bagian, lalu dihancurkan di banyak area hingga mereka menjadi tidak lebih dari daging yang dihancurkan.
Daging inilah yang menghiasi ruangan, bergantungan di mana-mana seperti spaghetti yang berserakan, ditutupi saus tomat. Ini adalah pemandangan yang absurd dan mengerikan.
Namun… ada keindahan tertentu tentang itu.
Lukisan kematian ini, bagaimanapun, memiliki satu cacat fatal—yang hidup masih ada di atasnya.
Mungkin inilah yang membuat mata Rey terbelalak dalam keterkejutan mutlak.