Ada sebuah aula besar di jantung Kekaisaran.
Aula yang megah itu terbentang di depan semua orang di dalamnya, sebuah hamparan luas marmer yang dipoles dan pilar-pilar gemerlap yang menjulang menuju langit-langit berkubah tinggi di atas. Cahaya matahari menyinari melalui jendela-jendela kaca patri yang menjulang, memancarkan nuansa cerah merah, emas, dan biru kehijauan di lantai yang bersih, menerangi ruangan dengan pancaran gaib.
Di ujung jauh aula berdiri sebuah meja panjang yang dipahat dengan rumit dari kayu gelap, permukaannya dipoles hingga berkilauan seperti cermin. Sembilan kursi hiasan diatur dalam setengah lingkaran di depannya, masing-masing dihiasi bantalan beludru mewah dan ukiran rumit yang mencerminkan kekayaan dan kekuasaan penghuninya.